
Menjadi seorang Ibu yang mengambil peran di ranah publik, tentu tidaklah mudah dalam mengelola keluarga. Apalagi kami dikaruniai 6 (enam) orang anak (banyak banget ya untuk keluarga zaman now???) dengan jarak umur antara satu dengan yang lain cukup dekat.
Namun semuanya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, mengingat semua yang ada dan kita jalani sekarang adalah tanggungjawab yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Semua ini bisa saja dianggap sebahagi anugerah ataupun ujian, tergantung dari sudut mana kita memandangnya.
Untuk menjadi ibu kebanggan keluarga dan menjadi ibu yang bahagia sehingga menjadikan seluruh anggota keluarga bahagia sungguh butuh perjuangan besar. Mengurus segala keperluan keluarga, mulai dari masak, beberes rumah, melayani kebutuhan anak dan suami, bercengkrama dengan anak-anak dan suami, mencuci, belanja, serta mengelola keuangan yang kalau menggunakan matematika manusia mungkin tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan, namun Allah maha kaya dan maha mencukupi.
Dilanjutkan dengan urusan kantor, yang terkadang tidak hanya menuntut profesionalisma namun juga perasaan. Bersama dengan orang-orang dengan beragam latar belakang, usia, suku dan pendidikan menjadikan emosi turun naik dan itu tak boleh dibawa ke rumah. Semuanya harus ditinggalkan sepanjang perjalanan menuju rumah bersama lantunan al-matsurat.
Semua ibu ingin menjadi ibu terbaik yang dibanggakan, yang dicintai dan yang selalu dirindukan keberadaannya ditengah keluarga. Dengan 1/3 (sepertiga) bagian hari berada di luar rumah, maka manajemen waktu, manajemen emosi harus senantiasa saya lakukan untuk mendapatkan predikat itu.
Apakah sudah berhasil, sejauh ini belum... masih banyak sekali yang harus diperbaiki, masih banyak komitmen yang harus ditepati dan masih banyak protes disana-sini. namun setiap hari adalah waktu untuk terus berbenah menjadi lebih baik.
Untuk bisa memberikan yang terbaik, maka saya harus menjadi pribadi yang baik dan bahagia. saya harus mampu membenahi diri dengan melakukan hal-hal yang akan menjadikan saya lebih baik.
Beberapa hal yang harus konsisten coba saya lakukan yang bisa membuat saya merasa lebih baik dan bahagia adalah:
1. Shalat tepat waktu
2. shalat malam minimal 5 kali seminggu
3. shalat dhuha 5 kali seminggu
4. shalat rawatib 6min. 6 rakaat perhari
5. TILAWAH min 1 juz perhari
6. TAHFIDZ min 1 halaman perminggu
7. Membaca 1 buku selama seminggu
8. Menerapkan gadget Time 60 menit perhari
9. OLAH RAGA seminggu sekali
10.RIHLAH sebulan sekali
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana melaksanakannya...
Membuat time schedule mungkin adalah salah satu solusinya, namun konsisten terhadap semua jadwal dan indikator untuk menjadi pribadi yang lebih baik tentu lebih utama.
lalu...Sebagai istri, apa sih..yang bisa buat suami bahagia... saya tanyakan beliau jawabannya cukup singkat, Taat dan Tsiqoh ( Jleb banget...). Saya lanjutkan, taat yang seperti apa bi...? pandailah ummi jabarkan... karena selama ini apa yang beliau suka biasanya akan beliau sampaikan ke saya... beberapa hal ini bisa membuat suami saya bahagia :
1. Ummi sebagai manager keluarga, jadi manage semuanya dengan baik dan abi pengambil keputusannya.
2. Masak setiap hari ya....
3. Potong kuku, bersihkan telinga dan perawatan setiap minggu
4. Makan bersama di meja makan
5. Sabar menghadapi tingkah anak-anak
6. Sampai di rumah tidak boleh mengeluh...
7. Menerapkan managemen marah/emosi
8. Punya WE TIME, setiap bulan
9. menerapkan Quran Time di rumah
10.Menetapkan TV time terutama buat Uda Zaid
lalu untuk anak-anak bagaimana....?? NHW#2 ini harus terlambat dikumpul mengingat 2 orang anak ada di pondok dan waktu menelfonnya adalah sabtu untuk kakak dan ahad untuk abang... so... untuk anak-anak masing-masing punya keinginan berbeda dari umminya yang bisa buat mereka bahagia:
1. Berkunjung ke pondok 2 bulan sekali
2. Menjadi pendengar yang baik untuk kakak
3. Beli buku baru setiap berkunjung
4. setiap week end di rumah
5. Lebih sabar
6. setiap bulan kirim makanan
1. Berkunjung ke pondok minimal 3 bulan sekali
2. Setiap ke pondok masakin makanan kesukaan umar
3. Main ke Time zone kalau ummi datang
4. Beli Buku baru setiap bulan
1. Ngajarin dan dengarin murajaah setiap hari
2. Beli Buku setiap bulan
3. Menjemput dari sekolah
4. Gadget time di hari ahad
5. Belikan hadiah kalau bersikap sopan
Uda zaid...

1. Jemput dari tempat nenek
2. Bercerita sebelum tidur
3. Toilet training 2 bulan
4. main bersama di luar rumah setiap minggu
5. Beli mainan 2 bulan sekali
Athiya
1. Pulang kantor On Time
2. Asi tersedia di Freezer minimal 400 ml
3. jalan sore di sekitar kompleks
Ini beberapa hal yang bisa jadi indikator untuk saya, suami dan anak-anak bahagia. Walaupun beberapa indikator tidak measurable (terukur), semoga dengan berjalannya waktu, indokator-indikator tersebut bisa lebih terukur, Achievable (bisa dirai, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah), realistic (berhubungan dengan diri sendiri) dan timebond (ada batas waktu).
Wallahu a'lam, semoga bisa konsiten....
selanjutnya buat timetable dan konsisten dalam menerapkannya...




Wow, masyaAllah 6 ya mb xixi, semangat
BalasHapus