Berbicara tentang teori pendidikan anak yang ideal tentulah masing-masing orang akan punya pandangan berbeda, tergantung goal yang ingin dicapai dan juga spesialnya buah hati yang akan dididik.
Perkembangan zaman kalau tidak diikuti atau kita yakin akan menerapkan pola didik orang tua kita kepada anak-anak kita, maka kemungkinan besar anak- anak kita akan berkembang mundur kebelakang. lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk bisa membersamai mereka, mengajari mereka, membekali mereka..., tentu orang tua khususnya ibu harus belajar dulu bagaimana membuat Design pembelajaran yang cocok untuk anak-anaknya, karena setiap anak berbeda dan perlu design spesial untuk anak-anak kita yang spesial...limited edition istilah kerennya.
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah. Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali. Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah. Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali. Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita
persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak
perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
Namun sebelum melakukan persiapan untuk anak-anak kita belajar, maka sebagai Ibu yang akan menjadi sekolah utama mereka, kita wajib belajar dulu bagaimana belajar seharusnya.
mendesain pembelajaran yang cocok untuk mencapai tujuan-tujuan serta kompetensi yang kita inginkan harus dilakukan agar belajar menjadi efektif dan effisien.
karena Semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir, maka suasana hati menjadi faktor penentu apakah seorang akan suka belajar atau sebaliknya. Pelajaran yang berat itu akan terasa ringan jika dilakukan dengan hati yang senang dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan
Lalu untuk mencapai Goal saya, tentu saya harus suka dengan apa yang asaya pelajari. Dalam belajar hal yang membuat saya bersemangat dan senang belajar adalah :
1. Ilmu tersebut baru dan butuh perhatian khusus untuk memahaminya
2. Kegiatan itu penuh tantangan, sehingga setiap orang perlu melakukan yang terbaik
3. Diskusi dan saling sharing pendapat serta berdebat sampai kita menemukan hal-hal unik dan hasil yang maksilaml, I like it...
4. Belajar dengan makanan tersedia, membuat saya lebih mudah mencerna pelajaran
5. Evaluasi dan Reward untuk setiap kegiatan merupakan hal yang sangat membahagiakan hati
6. Praktikum dan melakukan pengamatan merupakan tantangan tersendiri
Lalu untuk mencapai Goal saya, tentu saya harus suka dengan apa yang asaya pelajari. Dalam belajar hal yang membuat saya bersemangat dan senang belajar adalah :
1. Ilmu tersebut baru dan butuh perhatian khusus untuk memahaminya
2. Kegiatan itu penuh tantangan, sehingga setiap orang perlu melakukan yang terbaik
3. Diskusi dan saling sharing pendapat serta berdebat sampai kita menemukan hal-hal unik dan hasil yang maksilaml, I like it...
4. Belajar dengan makanan tersedia, membuat saya lebih mudah mencerna pelajaran
5. Evaluasi dan Reward untuk setiap kegiatan merupakan hal yang sangat membahagiakan hati
6. Praktikum dan melakukan pengamatan merupakan tantangan tersendiri
Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
1. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) yang merupakan penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
2. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
5. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
Komponen komponen ini harus didesain sesuai dengan tujuan pembelajaran kita. Sebagai orang dewasa tentulah model pembelajar kita tidak sebagaimana anak-anak, namun tetap fokus kepada tujuan pembelajaran menjadi wajib, mengingat hal tersebut akan membantu kita fokus dengan kompetensi yang akan dicapai.
Tujuan pembelajaran akan semakin mudah tercapai, disaat kita tahu passion kita, serta disaat kita merasa ternyata disinilah kebahagiaan itu kita peroleh.
Teori-teori Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme memandang fikiran sebagai „kotak hitam” dalam merespon rangsangan yang dapat diobsevasi secara kuantitatif, sepenuhnya mengabaikan proses berfikir yang terjadi dalam otak. Kelompok ini memandang tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur sebagai indikator belajar.
2. Teori Kognitivisme
Kognitivisme membagi tipe-tipe pembelajar, yaitu: 1) Pembelajar tipe pengalaman-konkret lebih menyukai contoh khusus dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan teman-temannya, dan bukan dengan orang-orang dalam otoritas itu; 2) Pembelajar tipe observasi reflektif suka mengobservasi dengan teliti sebelum melakukan tindakan; 3) Pembelajar tipe konsepsualisasi abstrak lebih suka bekerja dengan sesuatu dan symbol-simbol dari pada dengan manusia. Mereka suka bekerja dengan teori dan melakukan analisis sistematis. 4) Pembelajar tipe eksperimentasi aktif lebih suka belajar dengan melakukan paktek proyek dan melalui kelompok diskusi.
3. Teori Konstruktivisme
Penekanan pokok pada konstruktivis adalah situasi belajar, yang memandang belajar sebagai yang kontekstual. Aktivitas belajar yang memungkinkan pembelajar mengkontekstualisasi informasi harus digunakan dalam mendesain sebuah media pembelajaran. Jika informasi harus diterapkan dalam banyak konteks, maka strategi belajar yang mengangkat belajar multi-kontekstual harus digunakan untuk meyakinkan bahwa pembelajar pasti dapat menerapkan informasi tersebut secara luas. Belajar adalah bergerak menjauh dari pembelajaran satu-cara ke konstruksi dan penemuan pengetahuan.
Model pembelajaran
Banyak sekali pendapat para ahli tentang model pembelajaran, namun perancangan untuk tujuan ini membutuhkan banyak perenungan dan observasi lapangan, sehingga untuk model pembelajaran mungkin akan saya lakukan pada tulisan berikutnya. Yang pasti, model pembelajaran yang harus disusun adalah yang paling sesuai dan paling cocok dengan pribadi kita serta rutinitas kita
Selamat belajar dan terus belajar...
Tanjungpinang, 24 Februari 2018
Komentar
Posting Komentar