Pagi hari
merupakan waktu yang sangat menentukan kualitas hari kita kedepan, sebagaimana Rasullullah
SAW pernah mengingatkan ummatnya dengan sebuah hadits yang juga merupakan doa
beliau buat kita " Allahumma Baarik li ummatii fii bukuuriha" (Ya
Allah Berkahilah ummatku di waktu paginya). Dibutuhkan kemampuan menata
hati, fikiran dan tubuh agar banyaknya aktivitas yang akan kita lakukan di pagi
hari tuntas dan membahagiakan seluruh anggota keluarga.
Salah
satu tantangan kami di pagi hari adalah anak lelaki sholehku yang ketiga Muadz.
Muadz merupakan sosok yang biasanya akan membuat emosi naik turun di pagi hari.
Mulai dari urusan malas pergi ke masjid untuk sholat subuh, lupa dimana
meletakkan tas, bangun tidur langsung buka kulkas, sampai dengan baca buku yang
tidak lihat waktu dan juga mandi namun lupa gosok gigi, sungguh merupakan
pekerjaan berat dan hampir setiap pagi harus diarahkan dan terus diulang.
Ketika
diingatkan, dengan santai dia jawab “ adek udah punya jadwal kok mi”. adek
tulis dimana? di otak adek jawabnya. Ketika saya mencoba untuk percaya dengan
jadwal yang telah dia setting di otaknya, yang terjadi adalah dia nyaris
terlambat pergi sekolah dan diiringi dengan tangis sekaligus memaksa abinya
untuk mengantarnya secepat mungkin.
Ketika
saya bertanya, bagaimana cara ummi bicara
dengan adek agar adek bisa mendengarkan
perintah ummi dan tertib dalam segala urusan, dengan santai dia jawab adek
fikir dulu ya mi… saya nyaris angkat tangan dan minta suami yang melakukan
pendekatan, namun suami menolak dengan halus, kalau abi emosi nanti bisa kacau
paginya ummi… so… ummi gak boleh kalah dong untuk urusan ini, ini adalah
waktu-waktu emas untuk membiasakannya melakukan hal baik untuk kemudian menjadi
kebiasaan yang akan melekat terus pada dirinya.
Setelah
mendapatkan materi komunikasi produktif, saya coba untuk memberikan tantangan,
adek besok mau pergi sekolah jam berapa nak? dan dia jawab jam 7.00. saya coba
menyanggupi keinginannya dan menyampaikan ke suami.
Keesokan
paginya Alhamdulillah tanpa terlalu bekerja keras dia bangun jam 05.30 dan
langsung berwudhu dan sholat (walaupun tidak ke masjid). Saya sangat menghargai
ini karena biasanya membangunkannya saja cukup banyak drama yang akan
terjadi. Setelah shalat dengan santai
dia langsung mengambil buku dan mulai membaca. Semua orang pasti setuju kalau
membaca itu sangat sangat baik, namun timingnya tidak tepat. Dia sangat santai
dalam urusannya, slow motion untuk
pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Dan dia harus mempersiapkan
diri untuk pergi ke sekolah. Namun saya coba menjalani pagi ini dengan relax. Saya
ambil kertas dan buat beberapa kegiatan yang endingnya adalah berangkat ke
sekolah tepat jam 7.00 dan dengan memposisikan diri setara dengannya saya mempersilahkan
muadz untuk menyusun sendiri waktu untuk kegiatan2 yang telah saya tulis.
Luar
biasa…dia berlarian mengerjakan setiap pekerjaan yang ada dalam list dan mengisi check list yang ada dengan sungguh-sungguh.
Saya hanya mengamati karena melihat range waktu yang dia tulis memang kurang
realistis, tapi itu pembelajaran untuk muadz menyusun jadwal dengan lebih lebih
realistis. Alhamdulillah pagi ini dia pergi tepat jam 07.00 pagi tanpa ada
teriakan, tangisan dan wajah cemberut. Dia pergi ke sekolah dengan bahagia,matanya berbinar dan merasa lulus tantangan dari ummi.
Goog Job Boy. Saatnya
untuk memberikannya kepercayaan dan mendukungnya.
#hari1
#gamelevel1
#tantangan 10 hari
#komunikasi produktif
Komentar
Posting Komentar