Langsung ke konten utama

Mendidik dengan kekuatan fitrah

Ketika difikirkan lagi terkait jurusan apa yg sangat diinginkan dan akan membuat saya berbinar membicarakannya di kehidupan ini, maka menjadi pengajar dan motivator adalah hal yg sabgat saya sukai.
Berdiskusi, berdebat menganalisa secara mendalam berbagai hal merupakan hal yang sangat menggembirakan dan membuat adrenalin saya terpacu...semakin hari melewati materi martikulasi dan memahami tahap demi tahap maka saya meyakinkan diri untuk menggeluti bidang sebagai instruktur, motivator, pendidik.

Mungkin sedari sekarang saya harus menata ulang peran saya, karena berada di instansi pemerintah dan mengerjakan hal hal terkait anggaran dan Administrasi bukanlah hal yang membahagiakan bagi saya.
Ketika saya harus menjadi narasumber berbagai pelatihan khususnya sekarang di bidang usaha mikro dan kecil, memberikan advices, mencarikan solusi dan juga mendapatkan tanggapan balik dari audient merupakan hal yg sangat membahagiakan bagi saya. Atau membimbing mahasiswa magang dan memberikan masukan ataupun koreksi terhadap skripsi mereka membuat saya merasa it's my world...
Mungkin ini saatnya untuk mempersiapkan diri menswitch profesi birokrat menjadi akademisi atau widyaswara.

Peran : pendidik
Bidang : Life Skill

Masih banyak check list yang belum konsisten saya laksanakan, mungkin berusaha mengikuti ritme anak2 anak dan menyesuaikan dg kondisi yang ada adalah hal yg harus saya lakukan

Terkait dengan misi spesifik, Saya sangat menginginkan orang orang disekitar saya menjadi orang orang yang berdayaguna dan mapan secara ekonomi, ulet, pantang menyerah dan mebjadikan keluarganya sebagai sumber motivasi untuk maju dan hidup lebih baik.
Memberikan contoh kepada masyarakat bahwasanya hidup itu adalah perjuangan dan hanya orang yang gigihlah yang akan menang di dunia yang penuh dengan persaingan ini.

Saya coba meyakini misi saya hadir dikeluarga ini, di antara keluarga saya dan keluarga suami, diantara para ibu2 pengusaha rumahan, ibu2 yang tak punya waktu pergi pengajian namun punya waktu berjam jam duduk diwarung sambil makan opak dan sepelastik teh obeng, dan diantara tetangga yang hidupnya sudah sangat mapan.
Saya ingin sekali punya sekolah, dimana saya bisa merancang kurikulum sendiri untuk peserta didik saya, khususnya anak2 saya. Saya ingin punya sekolah yang sangat menekankan pada berbagai keterampilan dasar seperti untuk perempuan mereka harus pandai menjahit, menyulam, memasak, merangkai bunga, mengurus rumah dan para lelaki harus pandai pertukangan, mengerti mesin, instalasi listrik sederhana, berkebun, dll...
Untuk mewujudkannya saya harus menyusun langkah berupa:
Tahun 1 : mencari refferensi dan menyusun kurikulum versi saya
Tahun 2 : mencari lahan untuk membangun sekolah
Tahun 3 : mempersiapkan fresh graduate untuk pengajar
Tahun 4 : mencari dana untuk pembangunan
Tahun 5 : Membuka kelas perdana

Lama sekali untuk bisa mewujudkannya...tapi daya yakin saya bisa membersamai anak2 saya dengan memiliki sekolah versi umminya

Tanjungpinang, 17 februari 2018

Komentar

  1. MasyaAllah, Barakallah mb Dian semoga segera terwujud ya mimpi2 nya ...aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abi deh...Jagonya...

Abi...pempersnya zaid habis.... yang ada tinggal punya Athiya, itupun tinggal 2, itu adalah salah satu contoh laporan rutinku ke suami. mulai dari pempers habis, gula, teh, susu, minyak goreng dan sabun semuanya dilapor ke Abi. Yang diberi laporan terkadang langsung bilang oke nanti abi beli, kadang menjawab abi lagi gak ada uang, kadang juga diam dan ngangguk...(mungkin mikir uangku masih ada gak ya...) atau terkadang dia akan bilang abi yang beli tapi uangnya dari ummi ya... Cerita ini bukan tentang uangnya dari mana, tapi lebih pada  sigapnya suami saya untuk belanja urusan yang satu ini. Beliau adalah seorang dengan mesin kecerdasan (MK) Thinking Introvert (Ti) kalau versinya STIFIN. Beliau adalah makhluk yang anteng berlama-lama di depan computer, gadget, TV ataupun buku...pokoknya benda-benda begitu deh.... jangan berharap beliau akan menyapa duluan orang yang belum dia kenal hanya untuk mencairkan suasana....beda banget dengan istrinya...semua orang disapa dan diajak ...

HARI I, TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF

Pagi hari merupakan waktu yang sangat menentukan kualitas hari kita kedepan, sebagaimana Rasullullah SAW pernah mengingatkan ummatnya dengan sebuah hadits yang juga merupakan doa beliau buat kita " Allahumma Baarik li ummatii fii bukuuriha" (Ya Allah Berkahilah ummatku di waktu paginya) . Dibutuhkan kemampuan menata hati, fikiran dan tubuh agar banyaknya aktivitas yang akan kita lakukan di pagi hari tuntas dan membahagiakan seluruh anggota keluarga. Salah satu tantangan kami di pagi hari adalah anak lelaki sholehku yang ketiga Muadz. Muadz merupakan sosok yang biasanya akan membuat emosi naik turun di pagi hari. Mulai dari urusan malas pergi ke masjid untuk sholat subuh, lupa dimana meletakkan tas, bangun tidur langsung buka kulkas, sampai dengan baca buku yang tidak lihat waktu dan juga mandi namun lupa gosok gigi, sungguh merupakan pekerjaan berat dan hampir setiap pagi harus diarahkan dan terus diulang. Ketika diingatkan, dengan santai dia jawab “ adek udah punya ...

BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

Perubahan merupakan suatu keniscayaan, mereka yang tidak mau berubah dan mengikuti perkembangan zaman, maka mereka harus siap untuk tertinggal dan kalah. Kalah karena orang lain sudah meng up grade diri dengan lebih baik, kalah karena kita tidak bisa lepas dari urusan domestik, kalah karena begitu lajunya perubahan zaman dan kita stagnan tidak move on . Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama. Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyaraka...